Kamis, 10 Februari 2011

Peranan Bakat Numerik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika


A.     Bakat Numerik 
1.      Pengertian Bakat
Menurut istilanya ada dua kata yang menunjukkan arti bakat, yaitu “ability” dan “aptitude” atau talent. Menurut Conny Semiawan (http:siaksoft.net), bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Sedangkan menurut kamus psikologi, dalam Harun Iskandar, (2010:13) ability adalah (kemampuan, kecakapan ketangkasan bakat kesanggupan); tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan biasanya merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek.
S.C Utami Munandar (1999), (As’adi Muhammad, 2010:22) memberikan definisi bakat (aptitude) secara umum adalah sebagai kemampuan bawaan seseorang yang merupakan suatu potensi. Potensi ini masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Latihan-latihan disini bukan hanya sekedar latihan biasa dan sembarangan, tetapi merupakan kegiatan yang dapat mendukung terhadap perkembangan bakat seseorang. Sedangkan menurut Dr. Saparinah Sadi (Harun Iskandar, 2010:14) bakat (aptitude) adalah sebuah faktor bawaan yang berupa potensi, yang aktualisasinya membutuhkan interaksi dengan faktor-faktor dalam lingkungan. Lingkungan disini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman-teman, maupun tetangga yang dikategorikan tempat anak bersosialisasi. Pada saat anak beriteraksi dengan lingkungannya, lingkungan akan “mencoba” untuk membentuk seorang anak sehingga nilai dasar yang dimiliki seseorang tidak lagi menjadi acuan dari perkembangan seorang anak.
Dari uraian diatas bakat merupakan potensi dalam anak yang harus distimulasi terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang menjadi bekal hidupnya kelak.
Menurut Harun Iskandar (2010:36-56) ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi tampilnya bakat seseorang:
 a.       Faktor Motivasi
Motivasi dibutuhkan dalam menghadapi tugas sebagai seorang pelajar. Motivasi berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dalam mengembankan bakat. Beberapa ahli telah menggali informasi yang terkait dengan motivasi, diantaranya adalah:
1)      Amir Daim Indrakusuma (1971): menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang dikehendaki dengan asas dan tujuan yang dimaksudkan.
2)      Wahgo Sumijo (1984): menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada seseorang untuk berprestasi dalam mencapai tujuan (Sri Habsari, 2005:74).
Dari dua definisi tentang motivasi di atas dapat dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:
1)      Motivasi instrinsik adalah bentuk dorongan belajar yang datangnya dalam diri seseorang dan tidak perlu rangsangan dari luar. Misalnya keinginan seorang anak mengetahu seluk beluk bermain gitar. Motivasi intrinsik umumnya adanya faktor bakan dan intelegensi dalam diri siswa. Seorang anak yang berbakat dibidang matematika akan mempunyai dorongan yang tinggi untuk mempelajari ilmu ini lebih dalam tanpa perlu dorongan dari orang lain. Meskipun dorongan ini berasal dari dalam diri anak tetapi setiap anak memiliki kualitas dorongan yang berbeda. Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan itelegensi yang berbeda.
2)      Motivasi ekstrinsik adalah dorongan belajar yang datangnya dariluar diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah bentuk dorongan belajar untuk prestasi yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian dan nasehat, orang tua, saudara, dan orang yang dicintai.
 Menurut seorang ahli jiwa dalam motivasi ada suatu hirarki, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1)      Kebutuhan fisologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan lain sebagainya.
2)      Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa terlindungi, bebas dari takut dan kecemasan.
3)      Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya).
4)      Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi (Harun Iskandar, 2010: 38)
Bakat memerlukan motivasi yang kuat agar mampu menunjang terwujudnya pengembangan bakat tersebut. Bakat tidak akan terlihat dan berkembang secara wajar bila tidak ada usaha untuk mengembangkannya. Motivasilah yang menyulut untuk jadi besar atau menjadi kecil, peranan motivasi sangat penting. Dengan dorongan motivasi yang kuat akan kebutuhan tentang wujud diri sendiri, maka motivasi tingkat tinggi ini mampu menjadi pembangkit apa yang dicita-citakan. Motivasi untuk mengembangkan bakat ini  juga akan dipengaruhi oleh pandangan atau pengetahuan yang dimilikinya.
b.      Faktor Nilai
Faktor nilai ini turut menentukan dapat berkembagnya bakat atau tidak. Menilai bakat yang ada pada dirinya itu baik atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan disini bisa lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat.
Pandangan individu sangat menentukan bagi perkembangan dirinya. Pandangan tentang kesadaran akan diri individu menuju kearah mana bidang yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya sangat menentukan kesuksesan karirnya kelak.
c.       Faktor Minat
Minat atau perhatian (interest) merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tampilnya bakat. Menurut C.P chaplains, minat atau perhatian (interest) memiliki arti:
1)      Satu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memusatkan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap obyek niatnya.
2)      Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau obyek itu berharga atau berarti bagi individu.
3)      Satu keadaan motivasi, menuntut tingkahlaku menuju satu arah (sasaran) tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa minat itu terjadi dari perhatian yang tidak hanya berlangsung sekali dari obyek yang dianggap menarik atau berharga bagi dirinya. Dengan kata lain, bahwa kecenderungan untuk menyelidiki dan manipulasi yang dilakukan oleh seseorang lama-lama akan timbullah minat. Dengan timbulnya minat maka seseorang akan berusaha terus menerus menggali, menyelidiki dan mendalaminya. Dengan upaya semacam itu, bukan tidak mungkin apa yang diminati juga menjadi bakatnya.
d.      Faktor Kepribadian
Keperibadian atau personality memiliki pengertian yang sangat kompleks, Adler memberi pengertian gaya hidup individu, atau cara yang karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah-masalah hidup, termasuk tujuan-tujuan hidup.
Dari pengertian di atas kita melihat adanya perbedaan pengertian, namun ada unsur persamaannya. Diantarannya ialah, bahwa keperibadian atau personality itu dinamis, tidak statis atau tetap saja tanpa perubahan. Menunjukkan tingkah laku yang menyatu dan merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bawaan yang ada pada individu dengan lingkungannya. Demikian juga unsur psiko-fisik, ini berarti bahwa faktor jasmai dan rohani dari individu tersebut bersama-sama memegang peranan dalam kepribadian. Kepribadian yang dimiliki seseorang sifatnya khas, artinya individu memiliki ciri-ciri yang tidak sama dengan individu yang lain.
Banyak faktor yang mempengaruhi keperibadian. Diantaranya faktor biologis, faktor sosial, dan faktor kebudayaan. Keadaan fisik biologis seseorang tidak sama antara yang satu dengan orang yang lain. Keadaan fisik ini juga berpengaruh pada sifat, sikap serta tempramen seseorang, sehingga nampak ke khasan pada setiap individu.
Demikian juga dengan faktor sosial (masyaraka). Dalam masyarakat ada peraturan adat istiadat, bahasa maupun kepercayaan dan sebagainya. Dengan begitu individu tidak begitu saja terlepas dari hubungan tersebut. Bagi individu pengaruh dari masyarakat maupun keluarga akan turut mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Faktor kebudayaan turut pula memberi andil dalam mempengaruhi kepribadian. Misalnya kepribadian orang barat dengan orang-orang timur tentu tidak sama. Hal ini disebabkan oleh faktor kebudayaan yang berada dan berkembang di wilayah masing-masing. Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut, tradisi, pengetahuan maupun ketrampilan yang turut menentukan cara-cara bertindak atau bertingkah laku. Karena kebudayaan merupakan hasil daya cipta, dan karya manusia maka dalam mengerjakan atau melestarikan kebudayaan diperlukan orang yang cakap dan terampil.
Untuk menjadikan seseorang yang cakap dan terampil dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya salah satunya  adalah mereka yang berbakat kecakapan menjadi cepat berkembang karena faktor bakat yang turut menunjang. Seperti uraian di atas, bahwa kepribadian pada setiap orang berbeda-beda, bergantung pada bagaimana pengaruh yang masuk pada individu. Kepribadian yang sudah dimiliki inilah yang turut menentukan muncul tidaknya bakat seseorang. 
2.      Pengertian Bakat Numerik (Matematika Logis)
Bakat numerik merupakan kecerdasan dalam menggunakan angka-angka dan penalaran (logika). Howard Gardner (Bunda Lucky, 2010:75). Kecerdasan ini meliputi di bidang sains, mengklasifikasikan dan mengategorikan informasi, berfikir dengan konsep abstrak untuk menemukan hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya, dan memecahkan masalah secara logis terutama dalam bidang matematika (memanipulasi angka).
Individu yang memiliki kecerdasan logika-matematika pada umumnya memiliki cara berpikir yang teratur dan baik dalam mengerjakan sesuatu maupun dalam memecahkan masalah.
Kecerdasan logis-matematis terlihat dari ketertarikan anak mengolah hal-hal yang berhubungan dengan matematika dan peristiwa ilmiah. Bedanya dengan kecerdasan lain, kecerdasan ini mempunyai suatu komponen khas, yaitu sebagai kepekaan dan kemampuan untuk membedakan pola logika atau numerik dan kemampuan menangani rangkaian penalaran yang panjang. Contoh, anak usia 2-4 tahun senang sekali menghitung-hitung benda-benda sekelilingnya. Karenanya, lingkungan dapat dijadikan sebagai sarana untuk menstimulasi. Misalnya, ajak mereka untuk menghitung bersama jumlah kuntum bunga yang ada di halaman rumah.
Individu dengan kecerdasan matematika dan logika yang berkembang adalah orang yang mampu memecahkan masalah, mampu memikirkan, dan menyusun solusi dengan urutan yang logis. Mereka suka angka, urutan, logika dan keteraturan.
Kecerdasan yang mencakup kemampuan meneliti pola-pola. Kategori-kategori dan korelasi-korelasi dengan cara memanipulasi simbul-simbul dan mencobanya secara teratur dan terkendali. Kecerdasan ini menuntut kemampuan menangani bilangan dan perhitungan. Mencari hubungan matematika dan logika yang bermuara pada ketetapan hukum dasar. Hukum dasar bekerja bagaimana argumentasi disusun, bukti dan syarat dinyatakan dan kesimpulan dibuat. Anak yang dominan pada kecerdasan ini sudah tertarik dengan bilangan dan pola sejak usia dini. Mereka menikmati berhitung. Kesadaran dan konsep waktu amat tinggi. Kecenderungan belajar secara induktif dan deduktif menjadi acuan utama. Segala sesuatu akan dilogika. Dari logika akan timbul pemikiran ilmiah. Maka jika ada siswa yang masih sangat muda sudah hobi berpikir dengan format pola pantas ditengarahi dia menonjol di kecerdasan ini. Memberdayakan kecerdasan anak pada komponen ini; melatih mengambil keputusan dengan deduktif-induktif, memfasilitasi percobaan, membiasakan menghitung, dan membuat simulasi yang relevan. Latihan rutin pengambilan keputusan dan memperhitungkan untung rugi bisa dimulai sejak dini. Konsep positif dan negatif dalam hitung-hitungan yang selama ini sebagai aksioma bisa dijelaskan secara detail.
B.     Keterkaitan Bakat Numerik Dengan Pretasi Belajar Fisika SMA
Di tengah semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan dewasa ini, merupakan hal yang wajar apabila para siswa sering khawatir akan mengalami kegagalan atau ketidak berhasilan dalam meraih prestasi belajar atau bahkan takut tinggal kelas.
Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik seperti mengikuti bimbingan belajar. Usaha semacam itu jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan intelektual, faktor tersebut adalah bakat. Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar 1992), karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat fisika diprediksi mampu mencapai prestsi yang menonjol dalam bidang fisika.
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”. Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.
Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam bentuk prestasi unggul. Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang adalah hasi penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan SLTP menjadi anak yang Underachiever. 
Artinya, prestsi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang menentukan.

5 komentar:

  1. trimakasih atas tulisannya mudah-mudahan bisa menbantu sy dalam menyelesaikan skripsi..

    BalasHapus
  2. makcih ats sgala tulisannya yang memberi q inspirasi tuk proposal .....
    (';')

    BalasHapus
  3. kok tidak sama daftar pustakanya?

    BalasHapus
  4. dimana ya bisa dapat buku ttg bkat atau kmampuan mtematis? sulit mnmukan refernsinya.. tlg sarannya ya..

    BalasHapus
  5. p bolehkah saya mengutip pendapat bp? makasih

    BalasHapus